Jakarta - Mendapat kiriman peti mati tentu membuat si penerima terkejut atau bahkan merasa terteror. Begitu juga dengan sejumlah media massa yang dikirimi paket serupa. Apalagi pengirimnya juga misterius. Namun diduga, peti-peti bertuliskan RIP itu hanyalah trik bisnis.
Prediksi itu disampaikan Direktur Bisnis Kompas Edi Taslim. Edi merupakan salah satu orang yang mendapatkan kiriman peti mati warna coklat itu. "Sepertinya itu semacam marketing strategy, dugaan awal kita begitu," kata Edi saat berbincang dengan detikcom, Senin (6/5/2011).
Edi mengatakan, dugaan itu muncul karena tidak ada pesan atau ancaman apa pun dalam peti tersebut. Di dalam peti berwarna coklat itu hanya terdapat tulisan restinpeace.com. "Kita belum menduga ini teror karena tidak ada pesan apa pun di dalamnya," katanya.
Dugaan serupa juga disampaikan oleh salah satu direktur The Jakarta Post Daniel Rembeth. Daniel juga memperkirakan paket peti mati dan bunga tujuh rupa yang dikirimkan untuknya hanyalah iklan.
"Bisa saja ini strategi marketing tapi terlalu gimmick ya menurut saya," ujar Daniel pada detikcom.
Apakah peti-peti itu memang hanya strategi marketing? Belum jelas. Namun yang pasti, hampir seluruh media massa nasional mendapatkan kiriman itu. Bahkan detikcom dan Tempo mendapat kiriman lebih dari satu peti mati. Selain kantor media massa, sebuah bank swasta juga mendapat kiriman.
Peti-peti itu berukuran kurang lebih 1 meter dan berwarna coklat. Di tutupnya terdapat tulisan RIP. Di dalam peti terdapat bunga tujuh rupa dan sebuah tulisan Restinpeace.com. Di dalamnya juga terdapat "nomor serial" yang berbeda. Sementara, web restinpeace.com masih "under construction".
Kiriman Peti Mati ke Media Diduga Hanya Strategi Pemasaran
Monday, June 6, 2011
Label:
news
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment